Apa itu Grit (Kegigihan) ?

Pernah merasa bahwa kamu tidak memiliki tujuan hidup? Atau merasa bahwa hidupmu stuck, sementara teman-temanmu terlihat sukses? Bisa jadi saat ini kamu tidak memiliki kegigihan dalam mengerjakan sesuatu hingga akhirnya kamu tidak berkembang.

Perkembangan diri tentu tidak instan. Kita harus menggali dan mengenali potensi diri kita, lalu mengembangkannya. Kita juga butuh mengenali kelemahan diri dan belajar untuk menguranginya. Apakah itu semua cukup? Tentu tidak. Kita butuh kegigihan dalam melatih potensi dan belajar mengurangi kesalahan atau kelemahan kita.

Apa itu grit atau kegigihan? Menurut Angela Duckworth, seorang psikolog dari Pennsylvania, Amerika Serikat, “Grit atau kegigihan adalah kemampuan untuk bertahan dan menghadapi kesulitan, untuk meraih suatu tujuan.”

Jadi, kegigihan bukan sekadar emosi dan nafsu menggebu, melainkan memiliki arah dan komitmen tertentu.

Melalui penelitiannya, pada para taruna di West Point Military Academy, peserta lomba mengeja nasional, wiraniaga dari perusahaan swasta, guru dan siswa dari sekolah umum, serta banyak lainnya, Angela menyimpulkan bahwa faktor yang signifikan dalam memengaruhi kesuksesan bukanlah IQ, bakat, pendapatan keluarga, maupun faktor lainnya.

Faktor tersebut, tidak lain dan tidak bukan adalah faktor kegigihan.

Orang dengan kegigihan akan menggunakan energi mereka untuk mengubah diri menjadi lebih baik dibandingkan mengeluhkan apa yang tidak mereka punya. Biasanya, orang yang memiliki kegigihan juga lebih fokus dan memberi arti serta tujuan dalam hal-hal yang mereka kerjakan.

Cara Meningkatkan Kegigihan

Seperti banyak hal dalam hidup, kegigihan dapat dipelajari dan ditingkatkan. Kuncinya adalah dengan latihan.

Melalui penelitian Angela Duckworth mengenai anak-anak yang jadi pemenang lomba mengeja, terdapat tiga jenis persiapan yang dilakukan oleh anak-anak ini:

1.   Membaca banyak hal. Yang tidak terlalu sulit dan bisa dinikmati

2.   Mengerjakan kuis bersama orang tua dan guru mereka

3.   Latihan mandiri. Dilakukan sendiri, di mana mereka mempelajari asal kata, mengulang pengejaan kata, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka

‍

Hmm, di antara tiga jenis persiapan tersebut, kita tahu kalau latihan mandiri merupakan proses yang paling banyak membutuhkan usaha dan mungkin tidak terlalu menyenangkan. Namun penelitian Angela Duckworth membuktikan bahwa para pemenang adalah anak-anak yang paling banyak melakukan latihan mandiri dibandingkan anak-anak lain. Jadi dapat disimpulkan, kalau kegigihan adalah faktor penting dalam latihan mandiri anak-anak ini. 

Mengikuti penelitian tersebut, bagaimana kita bisa melatih kegigihan?

Kita bisa coba memilih satu hal yang ingin kita capai. Lalu, coba renungkan apa hal yang membuat kita sulit mencapainya. Apa kesalahan dan alasan yang sering kita buat? Lalu, cobalah untuk menuliskan yang kita butuhkan, dan praktikkan.

Misalnya, kamu ingin sekali menjadi novelis, tapi belum pernah sukses menyelesaikan novelmu. Saat mengobservasi diri, kamu menemukan hal-hal yang ternyata menghambatmu untuk mewujudkan keinginanmu menjadi novelis.

Plot yang kamu buat ternyata membosankan, kamu juga tidak punya cukup waktu untuk menulis setiap hari hingga akhirnya malas, dan ternyata kamu terbiasa mengedit semua naskah kamu sebelum selesai.

Berdasarkan analisa dirimu, kamu bisa mulai membuat jadwal menulis dengan disiplin, lebih kreatif membuat plot dengan membaca lebih banyak, dan tidak mengedit hingga naskahmu selesai.

Teman Mindy, ketika kamu berlatih, kamu mendorong dirimu untuk keluar dari zona yang membuatmu stuck. Proses ini membantumu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan kesempatanmu untuk terus berkembang.

Untuk belajar lebih banyak tentang kegigihan, kamu bisa cek program Kegigihan (Grit) dari Mindtera. Terus semangat ya!