Tidak Bahagia di Tempat Kerja? Ikuti 5 Tips Ini!
Karir
28 November 2022
Ketidakpuasan kerja adalah alasan paling umum untuk berhenti bekerja. Jika kamu tidak puas dengan pekerjaan atau kondisi kerjamu saat ini, sebenarnya hanya ada dua pilihan: tetap di tempat kerja saat ini dan menerima situasi atau memulai karir baru.
Seperti yang kita tahu, kita menghabiskan sebagian besar hari di tempat kerja. Ketika kita memiliki pekerjaan impian, kita senang dan bahagia untuk bekerja serta selalu memberikan yang terbaik. Namun, jika kita tidak bahagia dalam pekerjaan, tentu dapat berdampak negatif pada motivasi dan memiliki konsekuensi negatif bagi kehidupan pribadi juga.
Untuk itu, sebelum benar-benar memutuskan untuk resign karena tidak bahagia di tempat kerja, coba identifikasi beberapa hal terlebih dahulu.
Apakah pekerjaanmu tidak lagi menyenangkan karena merupakan pekerjaan rutin tanpa prospek ke depan? Apakah suasana kerja di perusahaan tidak sesuai dengan yang kamu inginkan? Atau, apakah gajimu tidak sesuai dengan harapan? Alasan ketidakpuasan dengan situasi profesional bisa bermacam-macam. Kali ini, Mindtera coba rangkum.
5 alasan mengapa kita merasa disengage dari pekerjaan
Orang-orang yang bekerja dengan kita — biasanya seorang atasan, manajer, atau orang-orang yang bekerja sama dengan tim kita.
Seberapa baik posisi kita selaras dengan kepribadian dan keahlian.
Seberapa efektif kita dalam mengatur prioritas dan sumber daya energi.
Tidak menghasilkan gaji yang cukup dalam pekerjaan untuk mendukung diri sendiri secara berarti.
Besarnya tujuan yang kita rasakan dalam pekerjaan yang kita lakukan.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya?
1. Apabila orang-orang yang bekerja denganmu adalah alasannya
Salah satu alasan besar ketidakbahagiaan di tempat kerja adalah atasan dan rekan kerja. Jika kamu tidak rukun dengan atasan dan rekan kerja, sulit untuk menikmati berada di tempat kerja.
Setelah kamu menerima kenyataan bahwa orang-orang di tempat kerja membuatmu tidak bahagia, kamu dapat memikirkan cara untuk memperbaiki situasi. Contohnya termasuk berbicara dengan mereka, berbicara dengan HR, atau mencoba berganti tim.
2. Apabila posisimu tidak lagi selaras adalah alasannya
Ketika ada ketidaksesuaian antara pekerjaan fungsionalmu setiap hari (yaitu apa yang kamu lakukan) vs. kepribadian, bakat, dan kemampuanmu, tentu dapat mengakibatkan frustrasi, kebosanan, atau bahkan dapat menyebabkan perasaan diremehkan.
Nah, jika inilah alasannya, kuncinya adalah mencari tahu sumber ketidaksesuaian itu. Apakah itu hard-wired (yaitu, kamu tidak menyukai sales dan bekerja di posisi sales, atau kamu orang ekstrovert tapi posisimu tanpa kontak dengan orang)? Atau, apakah itu soft-wired (dengan pelatihan kamu bisa mendapatkan keterampilan yang kamu butuhkan, atau posisi lain di perusahaan yang kamu minati)?
Karenanya, luangkan waktu untuk mencoba hal-hal baru. Dengan begitu, dapat membantumu menemukan kembali (atau mengetahui untuk pertama kalinya) hal-hal yang kamu kuasai. Gunakan rasa bahagia dalam dirimu sebagai petunjuk. Jika hal itu memicu minatmu dan terasa seperti hidup, mungkin memang begitu. Dan begitu tahu apa yang kamu kuasai, kamu bisa menyalurkan bakat itu ke dalam pekerjaanmu saat ini.
3. Apabila ketidakefektifan mengatur prioritas adalah alasannya
Kamu harus mampu dalam menuliskan prioritas tertinggi, menyelaraskan sumber daya yang kamu miliki, dan memangkas semua hal berprioritas rendah yang menguras energimu. Ini bukan tentang 'belajar mengatakan tidak', ini tentang mempelajari apa yang paling ingin kamu katakan ‘ya’ dan tidak memberikan semua sumber daya, sehingga kamu memiliki waktu kosong ketika prioritas tersebut muncul.
4. Apabila gaji adalah alasannya
Cara terbaik untuk meminta kenaikan gaji adalah dengan mendekati atasanmu dan menanyakan apa yang perlu kamu lakukan untuk mencapai tingkat gaji berikutnya. Tanyakan apa nilai perusahaan dan jangan ragu untuk berbagi mengapa kamu menanyakan hal ini. Selain itu, kamu dapat meminta hal-hal selain gaji. Misalnya, gadget, penggantian biaya pendidikan, mobil perusahaan, keanggotaan gym, dan lain-lain.
5. Apabila tujuan adalah alasannya
Jika kamu ingin resign, hanya ada dua alasan: 1) Untuk mengambil posisi yang setidaknya 80% selaras dengan tujuanmu; atau 2) Untuk mengambil pekerjaan yang dapat memberikanmu kebebasan waktu dan energi untuk berinvestasi dalam tujuanmu.
Namun, kalau kamu ingin tetap bertahan, luangkan waktu untukmenemukan di mana pekerjaan dan tujuanmu saling beririsan. Ini bisa berupa peluang untuk mengembangkan bakatmu, menghubungkan dengan misi perusahaan, atau menentukan tujuanmu sendiri (misalnya, peduli pada orang-orang yang bekerja denganmu dan membantu memenuhi kebutuhan mereka.)
Jadi, sebelum memutuskan untuk benar-benar resign karena merasa tidak bahagia di tempat kerja, pastikan kamu sudah mengidentifikasi dan menanganinya dengan baik terlebih dahulu ya. Namun, jika dirasa resign adalah jalan keluar yang terbaik bagimu, tidak apa-apa. Yang terpenting adalah kenyamananmu dalam bekerja.
Nah, karena Mindtera percaya kalau menjadi bahagia dan produktif adalah dua unsur yang harus datang beriringan, kini Mindtera hadir untuk membantumu mewujudkan tempat kerja yang paling bahagia. Kami membantu perusahaan menyelesaikan masalah turnover karyawan yang tinggi, kinerja yang rendah, dan meningkatkan produktivitas dengan solusi end-to-end.
Yuk, bangun tempat kerja yang paling bahagia bersama Mindtera!