5 Cara Menyikapi Atasan Micromanaging
Karir
November 28, 2022
Saat ini, kamu merasa kurang nyaman dengan gaya kepemimpinan atasan yang selalu ingin tahu pekerjaanmu dengan sangat detail? Mungkin atasanmu melakukan pendekatan tipe micromanaging.
Atasan micromanaging mungkin berpikir bahwa mereka ingin membantu karyawan untuk lebih produktif, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Karena tanpa mereka sadari, atasan yang micromanaging justru akan membuat karyawan merasa tertekan, paranoid, dan tidak dihargai. Karyawan merasa ruang geraknya dibatasi dan selalu diawasi. Jadi, karyawan pun akan rentan mengalami rasa takut saat bekerja.
Micromanagement Vs Macromanagement
Micromanagement adalah gaya manajemen yang melibatkan pengawasan ketat seorang karyawan oleh seorang atasan. Atasan micromanaging seringkali mengambil alih tugas bawahan supaya pekerjaan dapat selesai dengan sempurna sesuai dengan standarnya. Ini menandakan bahwa atasan micromanaging sering menghindari pendelegasian tanggung jawab kepada karyawan, sehingga atasan menjadi pengambil keputusan tunggal. Alih-alih mengajar, mereka hanya memberi tahu.
Sedangkan, macromanagement adalah gaya manajemen di mana atasan memberi karyawan kendali dan otonomi atas pekerjaan mereka. Alih-alih memberi tahu karyawan apa yang harus dilakukan, macromanagement menyediakan konteks yang dibutuhkan karyawan untuk memprioritaskan dan melaksanakan pekerjaan mereka. Gaya manajemen ini dapat meningkatkan kepercayaan, keterlibatan, dan kepemilikan pada tim.
Tanda-tanda atasan micromanaging
Nah, Sayangnya, banyak pekerja yang tidak sadar bahwa atasan mereka adalah seorang micromanager. Maka dari itu, kenali tanda-tanda atasan micromanaging di bawah ini:
Selalu ingin tahu dimana timnya berada dan apa yang sedang dikerjakan
Mengambil alih pekerjaan seseorang jika orang tersebut melakukan kesalahan
Tidak pernah puas dengan hasil pekerjaan orang lain
Ingin segala sesuatu berjalan sesuai rencananya
Melarang orang lain untuk mengambil keputusan
Cara menyikapi atasan micromanaging
Namun, kamu tidak perlu merasa tertekan jika kamu mengalaminya. Mari coba ikuti beberapa cara menyikapi atasan micromanaging di bawah ini:
1. Hadapi dengan berani
Jika atasanmu meminta progress pekerjaanmu se-detail mungkin, coba untuk tidak takut. Kumpulkan keberanian dan bicarakan bahwa kamu masih butuh waktu untuk menyelesaikannya. Tegaskan bahwa ia bisa bertanya kembali sesuai dengan waktu yang kamu berikan.
2. Ubah pola pikirmu
Kamu perlu mengingat bahwa tidak ada satu hal yang bisa kamu kendalikan di dunia ini selain diri kamu sendiri. Kamu tidak bisa mengendalikan perilaku atasanmu yang micromanaging. Ini saatnya kamu ubah pola pikir. Coba pelan-pelan pahami bahwa gaya kepemimpinannya memang berbeda.
3. Cari tahu ekspektasinya
Menurut Forbes, cara yang efektif untuk membangun rasa kepercayaan dari atasan dengan tipe micromanaging adalah dengan memahami ekspektasi atasan terhadap karyawannya. Ketika atasanmu mengevaluasi pekerjaanmu, jangan takut untuk bertanya apa ekspektasinya terhadap pekerjaanmu. Hal ini akan membantumu untuk tahu apa yang seharusnya menjadi jobdesc-mu.
4. Jadilah proaktif dalam pekerjaanmu
Jika atasanmu menuntut update secara berkala, maka cobalah bersikap proaktif. Bersikap proaktif akan membuatmu mampu mengidentifikasi masalah dengan lebih sigap, karena sudah memetakannya, termasuk kapan dan apa saja update yang harus kamu sampaikan ke atasan.
5. Tentukan OKR (Objecives and Key Result)
OKR adalah teknik manajemen yang menyediakan segala elemen penting micromanagement tanpa kontrol yang berlebih. OKR yang ditetapkan tiap kuartal dalam kalender kantor akan memberikan ruang bagi karyawan untuk dapat bekerja secara matang dan terbebas dari kendali berlebih. Menentukan OKR akan lebih efektif karena berdasar persetujuan atasan dan para karyawan mengenai hak serta kewajiban masing-masing pihak. Dengan ini, kebebasan dalam beraspirasi pun akan tercipta.
Coba terapkan tips ini di lingkungan kerjamu agar mampu menghadapi atasan micromanaging. Namun, bila kamu merasa tidak nyaman sampai mengganggu kinerjamu, segera laporkan sistem kerja ini kepada tim HRD. Setelah itu, cari solusi yang efektif bersama atasan. Karena kenyamanan dalam kerja sama tim adalah kuncinya!