Panduan Meningkatkan Engagement Karyawan Remote Tahun 2023

Karir

27 Februari 2023

Hingga saat ini, tercatat kurang lebih terdapat 70 perusahaan di Indonesia yang menerapkan sistem Work From Anywhere (WFA). Hal ini menandakan bahwa saat ini WFA menjadi pola kerja baru pasca pandemi COVID-19. Perusahaan-perusahaan ini menilai bahwa produktivitas dan kualitas kerja mereka akan tetap maksimal dengan sistem remote atau WFA.

Menurut survei Harvard Business Review, WFA membantu karyawan untuk lebih fleksibel secara wilayah, meminimalisir stres saat perjalanan menuju kantor, dan meraih work life balance yang lebih baik. Tetapi, mengelola karyawan yang bekerja secara remote tidak selalu mudah. Lalu, bagaimana cara memastikan karyawan remote akan produktif? Jawabannya adalah buat karyawan tetap terlibat, di mana pun mereka bekerja.

Terdapat banyak cara untuk meningkatkan engagement karyawan remote. Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana pekerjaan remote atau jarak jauh mempengaruhi employee engagement, dan 5 strategi yang didukung oleh penelitian yang dapat digunakan untuk meningkatkan engagement karyawan remote.

meningkatkan engagement karyawan remote

Hubungan Pekerjaan Remote dengan Engagement Karyawan

Menurut Harvard Business Review, 62% karyawan percaya bekerja secara remote berdampak positif pada engagement karyawan, namun hanya 5% yang cenderung bertahan di perusahaan mereka dalam jangka panjang.

Kesenjangan ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk menjadi proaktif dan meningkatkan inisiatif engagement mereka. Dengan kata lain, HR atau manajer memerlukan lebih dari sekadar tunjangan dan remote happy hours agar karyawan tetap terlibat. Melibatkan karyawan remote memerlukan pendekatan strategis dan komitmen jangka panjang.

Ketika organisasi berinvestasi dalam kesuksesan jangka panjang dan engagement karyawan remote, mereka akan membentuk karyawan yang lebih bahagia dan lebih produktif. Gunakan aktivitas meningkatkan engagement karyawan berikut untuk karyawan remote agar mereka tetap terlibat sejak hari pertama.

Cara Meningkatkan Engagement Karyawan Remote

1. Fasilitasi pengembangan profesional dan pribadi

Anggota tim dapat merasa kecewa dan kehilangan percaya diri jika mereka tidak melihat bagaimana mereka dapat berkembang dalam perusahaan. Mereka bahkan mungkin mulai mencari peluang yang lebih baik di tempat lain. Untuk mencegah hal ini, bicarakan dengan anggota tim tentang tujuan mereka dan tunjukkan bagaimana mereka dapat berkembang dan sukses di tempat kerja.

Anggota tim juga dapat kehilangan motivasi jika mereka merasa tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Anda dapat mengatasinya dengan memberikan kesempatan untuk pengembangan profesional dan pribadi seperti coaching, kesempatan untuk mengerjakan project baru, program course, dan counseling.

Cara termudah untuk melakukannya adalah fasilitasi program coaching dan counseling yang komprehensif secara berkala. Program coaching tidak selalu mencakup hard skills, tapi juga dapat berupa soft skills yang berkaitan dengan kehidupan profesional dan pribadi karyawan. Karena seperti yang kita tahu, soft skills dapat memudahkan kita dalam meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

2. Meningkatkan engagement karyawan dengan mendengarkan feedback karyawan

Banyak perusahaan yang lupa bahwa pelanggan nomor satu mereka adalah karyawan mereka sendiri. Terkadang kita sibuk mencari tahu mengapa turnover tinggi kerap terjadi di perusahaan, tanpa memeriksa terlebih dahulu apakah kita sudah memperlakukan karyawan sebagai top customer.

Itulah mengapa kini mulai kumpulkan, dengarkan, dan tindaklanjuti feedback karyawan sebagai langkah untuk mengembangkan perusahaan. Hal ini tidak hanya dapat menunjukkan kepada karyawan bahwa perusahaan benar-benar mendengarkan mereka dalam meningkatkan engagement karyawan, tetapi juga dapat meningkatkan moral di tempat kerja, tingkat kepuasan kerja, dan retensi karyawan secara keseluruhan.

3. Investasikan lebih pada kesehatan anggota tim

Mulailah dengan lebih memperhatikan anggota tim dan perhatikan apakah mereka merasa burnout atau stres. Keadaan wellbeing individu menjadi masalah yang rentan bagi banyak karyawan, terlebih dalam proses penyesuaian kembali kehidupan pasca-COVID-19. Implikasi bagi perusahaan yang gagal mengatasi masalah burnout pada karyawan bisa sangat besar. Pada akhirnya, terjadi penurunan tingkat kinerja dan engagement, dan akan menjadi masalah dalam merekrut serta mempertahankan karyawan-karyawan terbaik.

4. Apresiasi kontribusi karyawan

Karyawan yang bekerja secara remote cenderung menghabiskan lebih banyak waktu daripada rekan mereka di kantor, tetapi mereka sering tidak merasa menjadi bagian dari tim. Salah satu solusinya adalah menjadikan apresiasi karyawan sebagai prioritas. Apresiasi yang dilakukan reguler dari rekan kerja dan manajer membantu karyawan merasa terhubung, diapresiasi, dan dihargai.

Dalam survei Society for Human Resource Management, 68% profesional HR mengatakan bahwa pengakuan/apresiasi penting untuk retensi, namun banyak organisasi tidak memiliki program recognition yang formal. Maka dari itu, mulai saat ini perusahaan harus mendorong HR atau manajer untuk mulai mengakui pekerjaan anggota mereka.

5. Meningkatkan engagement karyawan dengan tetap terhubung melalui teknologi

Menjaga motivasi dan engagement karyawan tetap tinggi adalah proses yang berkelanjutan. Sebagai pemimpin yang baik, tentu perlu aware terhadap keadaan setiap anggota tim. Karena seperti yang kita ketahui, mereka telah menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja. Sehingga, keadaan dan performa mereka sudah sepatutnya menjadi tanggung jawab pemimpin atau manajer.

Melalui teknologi platform Employee Assistance Program (EAP) HR atau manajer dapat memantau, mengukur keadaan, serta performa setiap karyawan dengan lebih mudah tanpa perlu menghabiskan banyak waktu dan energi. Manajer dapat secara proaktif mengajak anggota tim untuk check-in secara berkala mengenai bagaimana keadaan mereka, apa kondisi emosi mereka, atau berapa level wellbeing mereka saat ini. Check-in secara berkala memudahkan manajer untuk mengukur tingkat motivasi pada setiap individu dan mengatasi masalah apa pun yang menghambat produktivitas mereka.

Libatkan Karyawan Di Mana Pun Mereka Bekerja

Di mana pun mereka bekerja, pastikan HR dan manajer memberi perhatian pada mereka sama dengan karyawan yang bekerja di kantor. Disisi lain, manajer juga harus terus mengelola, mengukur, dan memantau performa mereka secara berkala untuk memastikan bahwa karyawan remote dapat bekerja dengan baik.

Suatu organisasi dengan tingkat engagement karyawan yang rendah cenderung mengalami peningkatan turnover hingga 50 persen dan absensi 37 persen lebih tinggi. - Bayu Bhaskoro, Co-Founder Mindtera

Itulah mengapa kini fasilitasi platform Employee Assistance Program atau EAP secara komprehensif untuk meningkatkan engagement karyawan. EAP yang mencakup kebutuhan profesional dan personal dapat memudahkan karyawan dalam mengelola stres, tantangan, dan masalah. EAP dapat menjadi suatu investasi yang besar, jadi pastikan perusahaan memilih program yang benar-benar akan digunakan oleh tim serta mendukung performa bisnis perusahaan.

Daftar GRATIS 14 hari!

Diskusi bersama Tim Kami!

Kami membantu organisasi memecahkan masalah yang paling mendesak. Gunakan opsi berikut untuk menghubungi tim kami agar dapat lebih memahami kebutuhan organisasi Anda.

Hubungi Kami

Diskusi bersama Tim Kami!

Kami membantu organisasi memecahkan masalah yang paling mendesak. Gunakan opsi berikut untuk menghubungi tim kami agar dapat lebih memahami kebutuhan organisasi Anda.

Hubungi Kami

Diskusi bersama Tim Kami!

Kami membantu organisasi memecahkan masalah yang paling mendesak. Gunakan opsi berikut untuk menghubungi tim kami agar dapat lebih memahami kebutuhan organisasi Anda.

Hubungi Kami